perusahaan jepang

Sabtu, 19 November 2016

POKA YOKE

     Manusia adalah tempat salah dan lupa, jadi wajar saja bila banyak kesalahan terjadi pada saat bekerja di suatu perusahaan. Tapi jika kesalahan itu sering terjadi, maka itu berarti ada faktor-faktor lain yang abnormal di perusahaan tersebut.
    Banyak hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam bekerja, diantaranya adalah : Machine (apakah mesin tersebut masih layak digunakan/tidak) karena faktor mesin yang sudah tua, berkarat, sudah banyak holder yang goyang, banyak baud yang lepas, dll mempengaruhi kualitas suatu pekerjaan. Masalah ini harus cepat diselesikan dengan melibatkan departement lain seperti enginering, maintenance dan pihak lain. Methode (apakah masih bisa fleksibel digunakan kapanpun dan oleh siapapun) mengingat banyak pekerja baru, pekerja lama yang di dirumahkan/habis kontrak, team training yang berganti, leader yang berganti, dll. Dalam hal ini peran leader yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah dengan bijak. Material (apakah material yang digunakan sudah sesuai dengan standard pemesanan/tidak) karena sering kali banyak size, colour, lenght, widht yang tertukar, salah pasang, salah pesan, dll. Dalam hal ini harus ada arus informasi yang up to date dan jelas, baik itu dari papan informasi, breaffing yang setiap hari dilaksanakan, feedback problem, sikap yang aktif dalam menambah ilmu pengetahuan,dll. Dan faktor yang terakhir adalah Manpower (human error) adalah faktor yang cukup sulit untuk diperbaiki karena ini cenderung kepada sikap sifat manusia dalam bekerja. Yang cenderung pelupa, kurang konsentrasi, kurang teliti, kurang informasi, kelelahan, sakit, kecapaian, mengantuk, salah lihat, salah alat, punya seribu alasan, operator baru yang belum terlalu mengerti tentang sistem dan cara kerja, operator lama yang kebanyakan gengsi, banyak fikiran lain di luar pekerjaan, management training yang kurang peka, salahpaham dengan informasi, komunikasi yang kurang baik, dll. Yang sangat banyak berpengaruh dengan kualitas suatu pekerjaan. Berbagai macam cara dilakukan untuk meminimalisir kesalahan faktor manpower ini diantaranya dengan menegur operator, memberikan sanksi, surat peringatan, sampai kepada pemotongan gaji dan pemberhentian kerja. Namun itu semua terlalu egois untuk dijalankan.
    Maka dari itu, banyak perusahaan jepang yang menggunakan sistem poka yoke dalam meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam proses bekerjanya. Poka berarti kesalahan dan Yoke yang berasal dari kata yokeru yang berarti menghindari. Jadi dapat diartikan Poka Yoke adalah suatu cara untuk mencegah/menghindari kesalahan dalam bekerja. Poka yoke dapat berupa perlengkapan kerja, tools, sign, tag, sample/mall, alarm, lampu, bentuk minimalis dari produk, dll. Poka yoke dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat / bekas (scrub) dari produk yang gagal dikirim dan masih bisa digunakan untuk menghemat biaya pengeluaran perusahaan, simple, mudah diingat, mudah dipakai, bisa membuat operator lebih mudah berfikir dengan sekedar melihatnya, dibuat dengan warna yang lebih mencolok dari warna lainnya, atau mungkin dibuat visual audio, flexible (bisa digunakan siapapun baik itu operator lama atau operator baru) sehingga poka yoke bisa lebih efektif dan efisien.
    Poka yoke bisa meminimalisir deffect/kesalahan dengan membuat operator tersadar akan pekerjaannya yang hampir membuat produk NG (No good). Team khusus yang membuat poka yoke adalah karyawan yang sudah ahli memiliki skill dan ilmu pengetahuan yang mumpuni dalam perusahaannya, memahami situasi kondisi quality quantity dan delivery perusahaan tersebut, dan menguasai sistem perusahaan/bagian departement yang akan dibuatkan poka yoke. Dalam hal ini, pembuatan poka yoke harus mendapatkan aprooved/persetujuan dari team validasi dengan sejumlah trial/uji coba dari berbagai sudut pandang, melibatkan leader-leader di lapangan ataupun operator-operator yang setiap hari akan menggunakan poka yoke tersebut.
    Jika masalah material, machine, methode, dan man power sudah terselesaikan, besar kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan mengalami banyak problem, baik itu problem external maupun internal.
Dengan mengikuti standard operation prosedur (SOP), mengikuti sistem yang ada, segera mencari problem solving dari setiap masalah yang dihadapi, komunikasi dan informasi yang baik, kerja sama yang solid, semangat dengan tujuan yang sama untuk mendapatkan kualitas yang bagus, kuantitas yang memenuhi target, dan pengiriman yang selalu cepat dan tepat waktu, akan menjadikan perusahaan tersebut lebih cepat maju dan berkembang. 

Senin, 17 Oktober 2016

QUALITY QUANTITY DELIVERY

    Suatu perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu bersaimg dengan perusahaan lainnya dalam hal kualitas, kuantitas, dan delivery. Dengan 3 hal tersebut cost dr suatu perusahaan akan membaik juga. Customer akan percaya dalam memenuhi kebutuhannya kepada perusahaan tersebut.
    Kualitas yang baik membutuhkan team quality control yang baik pula. Quality control bertugas untuk mengecek & memisahkan keseluruhan dari produk mana yang baik & mana yang harus diperbaiki sebelum dikirim. Diantara pengecekannya adalah secara visual/kasat mata, appearance/fisik produk, kelengkapan produk, ukuran/dimensi dengan mengikuti toleransi2 yang ada dalam standard operational prosedure quality control.
    Quality control harus mempunyai mental yang konsisten dengan hal2 yang benar, cerdas dalam mengambil keputusan, tegas dalam menyikapi produk OK & NG (no good) dan bisa bersikap bijak dengan bahasa yang baik dalam menyampaikan pendapatnya dari hasil pengecekan produknya yang mungkin banyak problem. Untuk bisa mempunyai mental quality control tersebut, harus ditunjang dengan pendidikan yang baik pula, mempunyai skill yang hebat dan pemikiran yang kuat dalam hal menguasai produk perusahaan tersebut. Maka jangan heran jika kebanyakan yang menjadi quality control di suatu perusahaan adalah karyawan lama, karyawan berpendidikan tinggi atau karyawan yang dipilih langsung. Gaji yang diberikanpun biasanya akan lebih besar dibandingkan dengan yang lain.
    Tidak hanya mengecek dan memisahkan produk, quality controlpun harus bisa memberikan problem solving (pemecahan masalah). Bagaimana caranya produk yang NG (no good) bisa dikirim ke customer dengan cara diperbaiki/direpair terlebih dahulu untuk meminimalisir cost pengeluaran perusahaan. Apa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana solusi dari problem tersebut yang sering dikenal dengan 4w+1h (what, where, when, who+how) agar bisa cepat di feedback dan problemnya cepat terselesaikan dan tidak sampai berlarut-larut.
    Quality control (QC) berada di bawah naungan quality anssurance (QA). Jadi jika terjadi problem lebih dari 3× berturut2 (NG/deffect) apapun yang setelah disampaikan/difeedback tidak ada perubahan kualitas, quality control berhak memberhentikan mesin produksi dan melaporkannya kepada quality anssurance/atasannya masing2 sehingga masalah cepat dicari solusinya. Kerja quality anssurance harus benar2 cepat dan tepat karena berhubungan langsung dengan departemen produksi dimana kuantitas menjadi target utama. Jika mesinnya terlalu lama dimatikan, maka produk yang mereka hasilkanpun akan banyak berkurang. Analisa problem yang dilakukan quality anssurance yaitu dengan cara 4M. Material yang digunakan OK/NG, machine yang digunakan OK/NG, methode yang digunakan OK/NG, manpower yang membuatnya sudah bekerja dengan standard/belum. Setelah dianalisa penyebab dari masalah itu apa, quality anssurance segera menyelesaikannya dengan baik cepat dan tepat, baik itu berhubungan/tidak berhubungan dengan departement lain.
    Meskipun departement quality banyak ikut andil dalam masalah kualitas tapi tanggung jawab kualitas itu milik bersama. Departement produksipun harus memiliki tanggung jawab dengan pekerjaannya, kerjanya jangan asal2an tetep harus mengikuti standard kerja agar produk yang dihasilkan baik/tidak NG/tidak deffect/tidak reject. Team produksi harus solid, bisa bekerjasama dengan baik dengan teamnya, fisiknya harus kuat, tetap semangat, meskipun yang diutamakan adalah kuantitas tapi team produksipun harus cerdas untuk menghasilkan kualitas yang baik. Jika team quality lebih banyak menggunakan otak dalam bekerja, maka team produksi lebih banyak menggunakan tenaga/fisik dalam pekerjaannya.
    Semua departement saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama yaitu membangun perusahaan yang baik. Dengan quantity/achivement/target yang slalu tercapai, quality yang zero deffect maka delivery/pengiriman akan lancar dan tepat waktu. Team packing tidak akan banyak menemui kesulitan yang berarti jika dari departement produksi dan departement qualitynya sudah terkontrol baik. Customerpun akan senang menerima produk dari perusahaan yang baik dari segi kualitas, kuantitas serta pengiriman/delivery yang lancar. Tidak akan ada banyak claim dari customer, bahkan mungkin akan menambah orderan/loadingannya lagi dari perusahaan tersebut.

Minggu, 16 Oktober 2016

WIRING HARNESS

    Wiring harness adalah kumpulan circuit, material, assecories dan part2 lainnya yang dirangkangkai/dibungkus menggunakan tape (VTA) sehingga dapat mengalirkan arus listrik.
    Wire terbentuk dari core dan insulation. Sekumpulan wire disebut circuit. Wiring harness sering disebut juga cable body alat berat seperti cable body beko, escavator, motor, mobil dll.
   Di Indonesia banyak sekali perusahaan wiring harness seperti kobelco, hitachi, komatsu, kawasaki, honda, yamaha, toyota, daihatsu, dll.
Pembuatan wiring harness ini tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan. Semua butuh ilmu dan proses yang panjang.
    Sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu ukuran, colour, macam dan jenis2 wire seperti CAVS, AVVS, AVS, MPPS, APBX dll. Selain memahami wire, kita juga harus memahami terminal, conector, material2, dan assecories lainnya. Terminal ada yang berlapiskan emas, perak, timah dll. Jenisnya ada yang male, female, LA, LE dll. Assecoriesnya pun beragam, dari mulai cot, coto, cvo, vo, insulock, name plate, barcode, SH tube, marker, clip, dll.
    Semua pengerjaan harus sesuai dengan standard harness apa yang ingin kita buat. Dari mulai proses prepare cutting, crimping, striping, jointing, assembling, checking sampai ke packing. Semua punya tingkat kesulitan berbeda2 sesuai dengan keinginan customer.
    Pengaplikasian wirring harness dalam perangkat mobil :

  • Main harness/panel, yaitu harness yang ditempatkan di bagian kendaraan sebagai penghubung antra instrumen pemantau pengemudi serta saklar2 untuk menghidupkan bagian tertentu. Seperti spidometer, odometer, sikring, saklar lampu, saklar pembersih kaca dll.
  • Engine harness yaitu harness sebagai penghubung komputer pengendali cara kerja mesin & penunjangnya. Seperti sensor kecepatan, sensor panas mesin, pompa bahan bakar, sensor asap gas buang dll.
  • Door harness yaitu harness yang menghubungkan part2 yang ada pintu dengan bagian lain seperti saklar penurun kaca, saklar pengunci pintu, pengendali kaca spion pinggir dll.
  • Roof harness yaitu harness pada atap mobil yang berhubungan dengan bagian lain seperti lampu penerang ruangan, pengontrol kaca spion atas dll.
  • Floor harness/rear yaitu harness penghubung engine harness dan main harness ke part belakang seperti lampu plat motor, lampu rem, sensor bahan bakar dll.
  • Front harness yaitu harness penghubung engine harness ke part depan seperti lampu kabut, lampu petunjuk arah, lampu besar, lampu kecil dll.
  • Acesories harness yaitu harness untuk fasilitas tambahan seperti penghapus kabut kaca, pengatur dudukan kursi, pengatur perpindahan gigi transmisi dll.
    Beberapa kesalahan fatal dalam pembuatan harness :

  • Missing insert yaitu salah memasukan terminal ke full connector,
  • Push out yaitu terminal yang terlepas/tidak terkunci di dalam connector,
  • Band up yaitu terminal yang bengkok(NG) ke atas,
  • Bend down yaitu terminal yang bengkok(NG) ke bawah,
  • Wrong part yaitu ada part yang kurang di dalam harness,
  • Dimensi yaitu ukuran yang kurang/lebih dari batas toleransi standard ukuran harness,
  • Tapping jebol/bolong yaitu harness yang kurang rapi/kurang tertutup ketika membungkus/menepingnya.
    Hindari banyak kesalahan dari pembuatan harness menjadikan harness tersebut berkualitas tinggi. Akan semakin banyak perusahaan jepang yang melirik harness kita. Harness yang mempunyai kualitas, kuantitas dan delivery yang baik menjadikan cost pemasukan bertambah.
   

Sabtu, 15 Oktober 2016

5S BUDAYA JEPANG YANG BAIK

   Bagi anda yang mungkin pernah bekerja di perusahaan Jepang, pasti sudah tidak asing lagi mendengar yang namanya 5S. Salah satu budaya Jepang yang banyak dijadikan peraturan bagi karyawan perusahaan ini sangat baik diterapkan bagi kayawan yang mayoritas warga negara Indonesia. 5S ini diharapkan tidak hanya sebagai peraturan perusahaan tapi bisa menjadi sikap keseharian yang baik untuk masing2 individu.
  Apa itu 5S? 5 huruf singkatan. Yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan 5R atau 5P .
  • Seiri/Sortir/Ringkas/Pemilahan : Memilih barang/benda mana yang masih dipakai,jarang dipakai atau bahkan mungkin sudah tidak dipakai. Semua dipisah menurut jenis dan ukurannya dengan tempat/wadah yang berbeda sehingga tidak ada barang yang tercampur.
  • Seiton/Susun/Rapi/Penataan : Merapihakan menyusun barang/benda sesuai jenis dan ukurannya dengan membuatkan tag/tanda didalam tempat/wadahnya sehingga tidak berserakan dimana2.
  • Seiso/Sapu/Resik/Pembersihan : Membersihkan semua barang/benda beserta tempat/wadahnya sampai kepada area kerjanyapun harus disapu bersih tanpa debu & sarang laba2.
  • Seiketsu/Standarisasi/Rawat/Penjagaan : Menjaga semua barang/benda,tempat/wadah & area kerja sebelum memulai bekerja, ketika bekerja ataupun setelah bekerja. Semua harus berdasarkan standard sesuai aturan dengan tidak merusak atau mengacak barang/tempat kerja.
  • Seitshuke/Swadisiplin/Rajin/Penyadaran : sikap kesadaran kita terhadap barang/benda,tempat/wadah, tidak hanya di area kerja tapi juga di ligkungan kapanpun dimanapun dengan siapapun kita berada. 
  Memang banyak sekali budaya Jepang yang baik yang sangat patut kita tiru salah satunya yaitu 5S. Diharapkan tidak hanya di perusahaan kita menerapkan 5S tapi di luar perusahaanpun kita sudah terbiasa dengan 5S ini. Pola hidup bersih rapi teratur disiplin menjadikan keseharian kita lebih besemangat sehat dan penuh manfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain.
  Semoga Indonesia bisa mencontoh budaya Jepang yang satu ini. Agar senantiasa warga masyarakat dan lingkungannya menjadi lebih selaras serasi dan seimbang mewujudkan ketertiban keamanan dan ketentraman.
Ga ada lagi macet/banjir karena sampah yg dibuang sembarangan dan macam2 ketidakteraturan lainnya.
  Jika negara Jepang yang mayoritas non muslimpun bisa menerapkan budaya keteraturan & kebersihan ini, pasti Indonesiapun dengan mayoritas warga negara muslim bisa menerapkannya. Karena Islam sangat menjunjung tinggi masalah kebersihan. Bahkan ada salah satu hadist yang menyebutkan bahwa KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN.