Setelah melakukan berbagai macam tes, calon karyawan yang lolos sleksi akan segera menandatangi kontrak kerja. Perusahaan tidak begitu saja membiarkan karyawan baru memasuki ruang produksi. Mereka terlebih dahulu ditempatkan ditempat training baik itu di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Karyawan training diberikan edukasi terkait masalah pekerjaannya seperti pemahaman tentang kontrak kerja, sistem dan standard kerja, peraturan perusahaan, kerapihan, kebersihan, kedisiplinan, etos kerja dll. Proses training biasanya berlangsung 1 sampai 6 hari kerja.
Gaji yang diberikan untuk karyawan training biasanya hanya 60% sampai 85% dari gaji pokok karena mereka belum 100% menghasilkan produk sesuai target perusahaan. Setelah lolos melalui tahap training, mereka akan menjadi karyawan OJT (On the Job Training). Perusahaan akan menempatkan karyawan OJT di area kerjanya masing-masing agar mereka terbiasa dan cepat mahir dalam melakukan pekerjaannya. Namun mereka masih harus terus berada dibawah pengawasan trainer yang ketat karena masih butuh belajar dan bimbingan. Senior sekitar area kerjanya harus bisa memaklumi jika ada karyawan OJT yang banyak bertanya atau banyak melakukan kesalahan kerja. Sebagai karyawan senior yang baik harus bisa menjadi contoh untuk karyawan baru dan mampu bekerjasama dengan baik. Bukan malah banyak gaya, sombong dan pelit ilmu. Dengan membagi ilmu, otomatis membuat karyawan OJT lebih mudah bekerja dan meringankan pekerjaan senior tentunya.
Achivment/pencapaian kerja karyawan OJT tidak harus mencapai 100% dari target perusahaan karena masih memerlukan proses yang panjang. Dimulai dari kualitas pekerjaan yang baik dan semakin membaik dari hari ke hari maka kuantitaspun akan semakin membaik pula. Pekerjaannya akan semakin bagus tidak ada kesalahan/deffect dan waktu pengerjaannyapun akan semakin cepat. Selama 3 bulan karyawan OJT diharapkan sudah bisa mencapai 100% dari target perusahaan baik dalam hal kuantitas ataupun kualitasnya.
Seragam karyawan OJT biasanya memakai baju putih dan celana hitam atau memakai tanda pengenal karyawan OJT yang berlaku di perusahaan tersebut. Karyawan OJT harus banyak bertanya dan pandai bergaul baik itu dengan karyawan OJT lain ataupun dengan karyawan senior. Dengan pergaulan yang luas, akan semakin mempermudah kita baik dalam hal pekerjaan ataupun ilmu pengetahuan tentang perusahaan. Jika karyawan OJT pandai bergaul otomatis mentalnyapun akan menjadi mental karyawan yang kuat, ga cengeng / mudah menyerah dalam melakukan pekerjaan apapun di lapangan.
Banyak karyawan OJT yang akhirnya gagal menjadi karyawan karena sebelum 3 bulan mereka sudah menyerah karena sakit ataupun mentalnya yang mudah menyerah pada keadaan sekitar baik itu dari sikap karyawan senior ataupun dari pekerjaannya sendiri.
Seakan sudah jadi tradisi di suatu perusahaan, karyawan senior membully juniornya. Sebagai junior pasti banyak hal yang belum diketahui dan dipelajari. Ilmu dan pengalamanpun masih minim. Maka sebagai junior kita harus banyak belajar dari senior, pandai memilih mana yang baik untuk dicontoh mana yang tidak. Seniorpun jika merasa ada junior yang masih belum pintar, berikan ilmu dan contoh yang baik dalam hal pekerjaaan ataupun diluar pekerjaan. Sekali-kali senior ajak juniornya untuk sekedar ngobrol atau makan bareng. Karena hal itu dirasa mampu menjadikan hubungan keakraban antar pekerja.
Jika semua karyawan senior bisa mempunyai sikap yang baik untuk para juniornya, pasti pekerjaan akan semakin ringan dirasakan karena di perusahaan kita tidak bekerja secara individual. Yang sangat dibutuhkan adalah kerjasama yang baik. Jika ada 1 karyawan yang dinilai tidak baik dalam bekerja atau berattitude, pasti semua dinilai tidak baik juga. Perusahaanlah yang akhirnya terakreditasi tidak baik.
Perjanjian kontrak kerjapun segera ditandatangani, jika karyawan sudah berhasil lolos dari tahapan OJT dan segera menjadi karyawan kontrak dengan seragam dan tanda pengenal yang berbeda dengan karyawan OJT. Dengan seiring bergulirnya waktu, mantan karyawan OJT akan semakin pintar dalam pekerjaannya dan pergaulannya. Mereka akan menjadi karyawan senior yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik dalam bekerja di perusahaan tersebut.
Karyawan kontrak akan terus berjuang untuk mendapatkan status karyawan tetap. Untuk mendapatkan status karyawan tetap tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh perjuangan yang tidak sedikit. Penilaian perusahaan sangat ketat dari mulai absent yang bagus (tidak sering alfa, ijin ataupun sakit tanpa keterangan), achivment (kualitas/kuantitas) yang memenuhi standard perusahaan sampai kepada masalah attitude yang baik. Semua dijadikan penilaian oleh perusahaan karena perusahaan tidak akan sembarang begitu saja menjadikan karyawan tetap, melihat berbagai macam hak yang didapatkan karyawan tetap, seperti gaji harian dan lemburan yang lebih besar dari gaji karyawan kontrak, intensive yang lebih besar dan banyak lagi yang lainnya. Harus lebih sabar dan rajin dalam mendapatkan status karyawan tetap dengan waktu yang ga sebentar. Butuh beberapa tahun untuk mendapatkan status sebagai karyawan tetap.
Seragam karyawan OJT biasanya memakai baju putih dan celana hitam atau memakai tanda pengenal karyawan OJT yang berlaku di perusahaan tersebut. Karyawan OJT harus banyak bertanya dan pandai bergaul baik itu dengan karyawan OJT lain ataupun dengan karyawan senior. Dengan pergaulan yang luas, akan semakin mempermudah kita baik dalam hal pekerjaan ataupun ilmu pengetahuan tentang perusahaan. Jika karyawan OJT pandai bergaul otomatis mentalnyapun akan menjadi mental karyawan yang kuat, ga cengeng / mudah menyerah dalam melakukan pekerjaan apapun di lapangan.
Banyak karyawan OJT yang akhirnya gagal menjadi karyawan karena sebelum 3 bulan mereka sudah menyerah karena sakit ataupun mentalnya yang mudah menyerah pada keadaan sekitar baik itu dari sikap karyawan senior ataupun dari pekerjaannya sendiri.
Seakan sudah jadi tradisi di suatu perusahaan, karyawan senior membully juniornya. Sebagai junior pasti banyak hal yang belum diketahui dan dipelajari. Ilmu dan pengalamanpun masih minim. Maka sebagai junior kita harus banyak belajar dari senior, pandai memilih mana yang baik untuk dicontoh mana yang tidak. Seniorpun jika merasa ada junior yang masih belum pintar, berikan ilmu dan contoh yang baik dalam hal pekerjaaan ataupun diluar pekerjaan. Sekali-kali senior ajak juniornya untuk sekedar ngobrol atau makan bareng. Karena hal itu dirasa mampu menjadikan hubungan keakraban antar pekerja.
Jika semua karyawan senior bisa mempunyai sikap yang baik untuk para juniornya, pasti pekerjaan akan semakin ringan dirasakan karena di perusahaan kita tidak bekerja secara individual. Yang sangat dibutuhkan adalah kerjasama yang baik. Jika ada 1 karyawan yang dinilai tidak baik dalam bekerja atau berattitude, pasti semua dinilai tidak baik juga. Perusahaanlah yang akhirnya terakreditasi tidak baik.
Perjanjian kontrak kerjapun segera ditandatangani, jika karyawan sudah berhasil lolos dari tahapan OJT dan segera menjadi karyawan kontrak dengan seragam dan tanda pengenal yang berbeda dengan karyawan OJT. Dengan seiring bergulirnya waktu, mantan karyawan OJT akan semakin pintar dalam pekerjaannya dan pergaulannya. Mereka akan menjadi karyawan senior yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik dalam bekerja di perusahaan tersebut.
Karyawan kontrak akan terus berjuang untuk mendapatkan status karyawan tetap. Untuk mendapatkan status karyawan tetap tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh perjuangan yang tidak sedikit. Penilaian perusahaan sangat ketat dari mulai absent yang bagus (tidak sering alfa, ijin ataupun sakit tanpa keterangan), achivment (kualitas/kuantitas) yang memenuhi standard perusahaan sampai kepada masalah attitude yang baik. Semua dijadikan penilaian oleh perusahaan karena perusahaan tidak akan sembarang begitu saja menjadikan karyawan tetap, melihat berbagai macam hak yang didapatkan karyawan tetap, seperti gaji harian dan lemburan yang lebih besar dari gaji karyawan kontrak, intensive yang lebih besar dan banyak lagi yang lainnya. Harus lebih sabar dan rajin dalam mendapatkan status karyawan tetap dengan waktu yang ga sebentar. Butuh beberapa tahun untuk mendapatkan status sebagai karyawan tetap.